Senin, 22 Januari 2018

khutbatul hajjah



Khutbatul hajjah 


 
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَ مَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ .
الّلَهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
يَاأَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا الّلهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ .
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَ بَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَ نِسَاءً وَاتَّقُوْا الّلهَ الَّذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ الَّلهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا .
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْاالَّلهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا شَدِيْدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَ يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَ مَنِ يُطِعِ الّلهَ وَ رَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

khutbah jumat



Nama : Nur Ota Sari
Npm : 16.0401.0029

Khutbah Pertama
إِنَ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ بِاللَهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيِئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَ لَهُ وَ مَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ َأَشْهَدُ أَنَ مُحَمَدًا غَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ. اللَهُمَ سَلَّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ ِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ .
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ .أَمَّا بَعْدُ ، فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللَّهِ وَ خَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مَحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِيْ النَّارِ .
Hadirin Rahimakumullah, marilah kita meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benar takwa, yakni dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Jika keimanan itu lksana burung, maka jiwa kita akan terbang menuju kehadirat Allah SWT dengan dua sayap yang kokoh, yaitu sayap syukur dan syap sabar. Hakikat sabar adalah teguh dan kokoh mempertahankan jiwa untukk selalu berada pada ketentuan syariat Allah dengan tetao mennjalankan ketaatan dan menahan diri dari larangan serta berlapang dada pada setiap ketentuan ujian dari Allah SWT. Maka rang yang bersabar akan senantiasa teguh dan selalu menmbah kekuatan tenaga jasmani dan rohaninya untuk meningkatkan amal ketaatan, terus mengkokohkan dan menambah tekun amal ibadah dan amal shalih mereka. Allah SWT berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah nersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS Ali-Imron:200)
Hadirin Rahimakumullah, itulah hakkikat kesabaran yang intinya adalah teguh bertahan sekokoh mungkin dalam memperkuat jiwa. Kemudian memperjuangkan segenap kemampuann jiwnya dalam menempuh keridhaan allah dengan melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNya dalam kondisi apapun. Maka marilah kita memohon tambahan kokohnya kesabaran dengan menambah ilmu tentang keutamaan kesabaran dan menambah kokohnya iman kita tentang sifat, anugrah dan janji Allah serta kehidupan dan balasan di akhirat nanti.
بَارَكَ اللَّهُ لِى وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ ، وَ نَفَعَنِيْ وَ إِيَّاكُمْ بشمَا فِيْهِ مِنْ الأَيَاتِ وَ الذّكْرِ الْحَكِيْمِ . أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيْمِ لِيْ  وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ . فَاسْتَغْفِرُوْهُ ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اللّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَ مَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ . وَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللّهُ وَحْدَهُ لَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ .أَمَّا بَعْدُ . إِنَّ اللّهَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ ، يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا . الَّلَهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ . وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ .
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ ، وَ الْمُؤْمِنيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الأَمْوَاتِ ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ . رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذِنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا ، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ ، رَبَّنَا أَتِنَا فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ . وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ .
عِبَادَ اللَّهِ ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَ الإِحْسَانِ وَ اِيْتَائِ ذِيْ الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ ، فَاذْكُرُ اللَّهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نَعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلَهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْيَرُ .

Dakwah Masyarakat Pedesaan


DAKWAH MASYARAKAT PEDESAAN

Disusun oleh:


Putri Nur Amalina  (16.0401.0028)


Nur Ita Sari  (16.0401.0029)


Beta Rahmawati  (16.0401.0030)


Sofwan Hilmy   (16.0401.0031)


Ummgl/PAI/3




A. Definisi Dakwah

  Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a, yad’u, da’wan, du’a yang artinya mengajak atau menyeru, memanggil, seruan, permohonan dan permintaan.

  Secara terminologis pengertian dakwah dimaknai dari aspek positif ajakan, yaitu ajakan kepada kebaikan dan keselamatan dunia akhirat.


  Esensi dakwah dalam Islam adalah mengajak kepada kebaikan, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar. Seperti telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Imron: 104:

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةً يَدْعُوْنَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِلْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِْوَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ


B. Kondisi Masyarakat Di Pedesaan

  Keberhasilan suatu aktivitas dakwah tidak mungkin sukses atas dasar satu atau dua faktor saja, tetapi keberhasilan dakwah ditentukan oleh kesatuan faktor-faktor atau unsur-unsur yang saling membantu, mempengaruhi dan berhubungan satu sama lain.

  Salah satu unsur dakwah adalah mad’u yaitu manusia yang merupakan individu atau bagian dari komunitas.


  Desa, kampung atau dusun merupakan area pemukiman yang biasanya terletak di daerah dataran tinggi dan jauh dari keramaian kota. Dengan mata pencaharian yang relatif sama antar warganya seperti petani, nelayan, dan peternak (lebih mengutamakan potensi alam), dan sangat bersifat toleran dalam arti sangat mementingkan aspek kebersamaan dan kekeluargaan antar sesama warga.

Ciri-ciri masyarakat di pedesaan

Letaknya relatif jauh dari kota dan bersifat plural.

Interaksi antar warga desa lebih intim dan bersifat familistik.

Corak kehidupan sosialnya bersifat gemain scharf

Keadaan penduduk, tingkat ekonomi, pendidikan dan kebudayaan relatif homogen.

Memiliki keterikatan yang kuat terhadap tanah kelahiran dan tradisi warisan leluhur.

Karakteristik masyarakat

Umumnya mereka curiga terhadap orang luar yang masuk.

Para orang tua biasanya otoriter terhadap anak-anaknya.

Cara berfikir dan sikapnya konservatif dan statis.

Mereka sangat toleran terhadap nilai-nilai budaya mereka, sehingga kurang toleran terhadap budaya lain.

Adanya sikap pasrah menerima nasib dan kurang kompetitif.

Memiliki sikap kurang komunikatif dengan kelompok sosial  di atasnya.

C. Metode Dakwah untuk Masyarakat Pedesaan

Lisan atau secara langsung, misalnya dengan pengajian, tabligh akbar dan face to face.

Penda’i biasanya cenderung bersifat otoriter dalam penyampaian materi dakwahnya.

Materi dakwah untuk masyarakat pedesaan biasanya bersifat agamis.

Citra da’i menjadi hal yang sangat penting dalam menyampaikan dakwah di pedesaan, dibandingkan dengan isi dakwah.

Masyarakat pedesaan lebih menyukai dakwah yang sesuai dengan tradisi.

KESIMPULAN

  Berdakwah merupakan hal terpenting dalam menjalankan ajaran agama, maka haruslah berjalan seefektif mungkin. Keadaan sosial di perkotaan sangat berbeda dengan keadaan sosial di pedesaan. Oleh karena itu, metode dakwah, materi dakwah dan juga pendakwahnya harus berbeda disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya.